Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, permintaan terhadap kredit di perbankan masih sangat rendah, sehingga ketersediaan untuk pembelian Surat Berharga Negara (SBN) oleh bank maupun yang lain cukup baik. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, dengan likuiditas yang cukup baik, pembiayaan utang mencapai Rp 810,8 triliun per September 2020. "Pembiayaan utang Rp 810,8 triliun atau 66,4 persen dari pagu anggaran Rp 1.220,5 triliun," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (19/10/2020).
Sri Mulyani menjelaskan, angka pembiayaan utang hingga September 2020 naik 155,1 persen dari periode sama di 2019 lalu sebesar Rp 317,9 triliun. Utang tersebut di antaranya terealisasi dari penerbitan SBN dari Surat Keterangan Bersama (SKB) Kemenkeu dengan Bank Indonesia hingga 13 Oktober mencapai Rp 61,63 triliun. "Jadi, SKB 1 itu Bank Indonesia ikut di dalam option di primary market nya. Mereka telah mencapai Rp 61,63 triliun membeli SBN," kata Sri Mulyani.
Sementara, ada lagi SKB 2 yang merupakan burden sharing karena adanya pengeluaran di sektor public goods, di mana pemerintah langsung melakukan private placement ke BI. "Dari SKB 2 sudah mencapai 229,68 triliun. Jadi, realisasi ini dari target Rp 397,56 triliun yaitu yang untuk public goods yakni bantuan kepada masyarakat melalui pemerintah daerah dan sektoral, bansos, maupun kesehatan dan non public goods sebesar Rp 91,13 triliun untuk UMKM maupun korporasi," pungkasnya.