Mantan Presiden AS Donald J Trump nyaris menghilang dari penampilan publik sepekan sesudah lengser dari Gedung Putih, 20 Januari 2021. Ia kehilangan panggung utama politiknya, Twitter, sesudah akun pribadinya yang diikuti puluhan jutaan pengikut dihapus permanen dari platform media sosial itu. Trump hanya sekilas muncul Jumat (22/1/2021) saat ia main golf di lapangan pribadinya di Palm Beach, Florida. Trump mengisolasi dirinya dari dunia luar.
Ia tidak juga bereaksi ketika sederet kebijakan besarnya sebagai Presiden AS, langsung dianulir Presiden Joe Biden yang menggantikannya. Dan menulis di , Selasa (26/1/2021), tak banyak yang tahu apa yang ada di pikiran Trump saat ini. Atau apa yang akan dilakukannya dalam waktu dekat. "Kami akan melakukan sesuatu, tapi belum saatnya," kata Trump kepada seorang reporter di kompleks Mar a Lago, Floridoa, Jumat pekan lalu. Baru itu yang dikatakan Trump.
Pernyataan itu menimbulkan spekulasi, Trump akan membuat langkah politik baru. Isu awal yang belum terkonfirmasi, Trump ingin mendirikan Partai Patriot. Kabar lain, Trump mempersiapkan diri mendukung kandidat yang bersahabat dengan MAGA di paruh semester 2022 dan seterusnya. Tokoh yang sangat dekat dengan Trump, dan perancang tembok AS Meksiko terkait kebijakan imigran, Jason Miller, mengatakan, Trump ingin memimpin kampanye pemungutan suara integritas.
Tetapi ketika Trump dengan hati hati memetakan langkah selanjutnya, dia seperti melakukannya sendiri. Dua Eks Staf Gedung Putih Tolak Gabung ke Florida Dua orang lain yang pernah jadi sosok yang paling ia percaya, Johnny McEntee dan Hope Hicks, menolak bergabung dengannya di Florida.
“Dia melakukannya cukup baik ketika dia berada di sektor swasta, jadi saya pikir dia hanya akan melakukan pekerjaannya,” kata Johnny McEntee. Banyak di antara para pembantu dekatnya di masa kampanye 2016 dan di Gedung Putih, meninggalkan Trump dan memulai karir jauh dari mantan bos mereka. Para pejabat pemerintahan Trump yang empat tahun berkuasa di Sayap Barat, rata rata kini tengah berlibur, menghabiskan hari hari yang sebelumnya tersita mengurusi negara.
Sebagian lain panik meminta bantuan para koleganya, mencari pekerjaan baru karena mereka harus memikirkan nasib karier mereka sendiri. Tapi itu tidak mudah. Tercemar reputasi buruk Trump, beberapa pembantu Trump menggambarkan pasar kerja yang suram. Mereka merasa hampir tidak ada peluang untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan Amerika, dan beberapa bahkan melihat peluang menjanjikan menghilang setelah amukan di Capitol AS.
Mantan pejabat Gedung Putih kedua mengatakan mereka tahu tentang orang yang mendapatkan pekerjaan dibatalkan karena 6 Januari. Ahli strategi Republik itu merujuk waktu saat massa fanatik pendukung Trump menyerbu Capitol Hill, membuat kerusakan, dan berakhir kematian 5 orang. "Mereka benar benar kacau," kata ahli strategi itu, menunjuk ke beberapa pejabat tinggi yang bertahan bersama Trump sampai akhir yang pahit.
Orang di Sekeliling Trump Bermain Api di saat Krisis Menurutnya, peringatan hal buruk sudah disampaikan berulang ulang. Namun para pembantu penting di sekeliling tidak mendengarnya. “Mereka diberitahu berulang kali untuk melepaskan tangan mereka dari kompor panas, dan mereka tidak mau mendengarkan,” katanya.
Bukan hanya staf tingkat bawah dan menengah kesulitan, mantan Kepala Staf Gedung Putih, Mark Meadows, mempertimbangkan posisi di Trump Organization, karena kurangnya pilihan. Padahal ia sudah menghabiskan tujuh tahun di DPR AS. Menghadapi rintangan pekerjaan ini, staf telah mengedarkan proposal lamaran di antara satu sama lain. Pejabat Trump lainnya memutuskan untuk memulai bisnis mereka sendiri atau beralih kembali ke kantor Republik di Capitol Hill atau mempekerjakan mantan rekan mereka.
Mantan Direktur Komunikasi Strategis Gedung Putih, Alyssa Farah, misalnya, baru baru ini meminta bantuan mantan asisten Wakil Presiden Mike Pence untuk bergabung ke kantor konsultan barunya. Ini adalah kenyataan yang jauh berbeda dari yang dibayangkan Trump dan para pembantunya. Sebulan yang lalu, semuanya tampak sangat jelas. Dia telah kalah dalam Pemilu 2020, tetapi akan segera meluncurkan kampanye besar untuk kepresidenan 2024. Sekutu serta lingkaran dalamnya akan ada di sana untuk membantu.
Sekarang, tim mantan presiden itu bubar, meninggalkan Washington. Beberapa pergi ke basis pendukung Trump di Texas dan Florida, untuk meningkatkan prospek pekerjaan mereka. Seorang mantan pejabat senior pemerintahan mencatat, banyak orang di dalam Gedung Putih menunggu sampai setelah pemilihan Electoral College dihitung. Baru mereka memulai pencarian pekerjaan baru secara sungguh sungguh, agar tidak masuk upaya Trump menantang hasil pemilihan. Tapi kerusuhan di Capitol Hill mengubah rencana mereka.
"Tapi (peristiwa) tanggal 6 itu mengejutkan," kata pejabat senior itu. Sejak meninggalkan Washington pada pagi hari pelantikan Presiden Joe Biden, Trump sama sekali tidak terlihat dari perhatian publik. Dia bermain golf dua kali di klub West Palm Beach, dan hanya bertemu keluarga dan teman temannya di Mar a Lago. Di Florida, dia dikelilingi sekelompok kecil asisten, termasuk Jason Miller, dan staf yang dipekerjakan Administrasi Layanan Umum sebagai dukungan untuk mantan presiden.
“Baginya untuk beralih dari staf yang terdiri dari ratusan menjadi sekelompok kecil, itu akan menjadi perubahan besar baginya,” kata mantan pejabat senior itu. Sementara staf politiknya sebagian besar telah menghilang, Trump diam diam telah mengumpulkan tim pengacara untuk menghadapi sidang pemakzulan Senat yang akan datang, yang dimulai 8 Februari. Sidang tersebut, diluncurkan setelah DPR memakzulkan Trump karena membantu menghasut pemberontakan di Capitol.
Hadapi Sidang Pemakzulan oleh Senat AS Jika ia dimakzulkan Senat, Trump akan dilarang mencalonkan diri untuk jabatan selanjutnya dan atau menduduki jabatan federal lainnya. Trump telah menunjuk pengacara yang berbasis di Carolina Selatan, Butch Bowers untuk bergabung dengan pembelaan pemakzulannya.
Tim akan diperluas minggu depan, menurut seseorang yang akrab dengan perencanaan tersebut. Dia juga menghadapi ancaman potensi tuntutan perdata atau pidana terkait dengan praktik bisnis dan pajak Trump Organization. Ketika Trump bersiap menghadapi pertempuran itu, beberapa pejabat Gedung Putih mencoba untuk sepenuhnya menjauh dari drama politik yang kejam. Chad Mizelle, mantan penjabat penasehat umum Departemen Keamanan Dalam Negeri, pindah ke Florida.
Di negara bagian ini, istrinya bekerja sebagai hakim. Ditanya apakah dia sedang mencari pekerjaan, Mizelle menukas, "Saya menyesap margarita!" tulisnya lewat pesan pendek.